tag:blogger.com,1999:blog-75640777938006155652024-02-19T05:43:00.765-08:00MACAM-MACAM ILMU PENGETAHUANAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/02561164938907798622noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-7564077793800615565.post-63836131958071083582013-03-08T01:12:00.002-08:002013-03-08T05:02:36.850-08:00MACAM-MACAM ILMU PENGETAHUAN<br />
<div class="post-header" style="background-color: black; color: white; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 1.6; margin: 0px 0px 1em;">
<div class="post-header-line-1">
</div>
</div>
<div class="post-body entry-content" id="post-body-4272598361420121019" itemprop="description articleBody" style="background-color: black; color: white; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; position: relative; width: 586px;">
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia" style="color: #444444; text-decoration: none;" title="Manusia">manusia</a> dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia <sup class="reference" id="cite_ref-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu#cite_note-0" style="color: #444444; text-decoration: none;">[1]</a></sup>. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya<sup class="reference" id="cite_ref-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu#cite_note-1" style="color: #444444; text-decoration: none;">[2]</a></sup>.<br />
Ilmu bukan sekadar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan" style="color: #444444; text-decoration: none;" title="Pengetahuan">pengetahuan</a> (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teori" style="color: #444444; text-decoration: none;" title="Teori">teori</a>-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metode" style="color: #444444; text-decoration: none;" title="Metode">metode</a> yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Epistemologi" style="color: #444444; text-decoration: none;" title="Epistemologi">epistemologi</a>.<br />
Contoh: <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Alam" style="color: #444444; text-decoration: none;" title="Ilmu Alam">Ilmu Alam</a> hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil saja), atau <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_psikologi" style="color: #444444; text-decoration: none;" title="Ilmu psikologi">ilmu psikologi</a> hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika lingkup pandangannya dibatasi ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang konkret. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak matahari dan bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi cocok menjadi perawat.<br />
<br />
SYARAT- SYARAT ILMU:<br />
<br />
<br />
Berbeda dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan" style="color: #444444; text-decoration: none;" title="Pengetahuan">pengetahuan</a>, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmiah" style="color: #444444; text-decoration: none;" title="Ilmiah">ilmiah</a> sesuatu dapat disebut sebagai ilmu<sup class="reference" id="cite_ref-3"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu#cite_note-3" style="color: #444444; text-decoration: none;">[4]</a></sup>. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.<br />
<br />
<ol>
<li style="margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Objektivitas_%28ilmu%29" style="color: #444444; text-decoration: none;" title="Objektivitas (ilmu)">Objektif</a>. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.</li>
</ol>
<ol>
<li style="margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metodis" style="color: #444444; text-decoration: none;" title="Metodis">Metodis</a> adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.</li>
</ol>
<ol>
<li style="margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sistematis" style="color: #444444; text-decoration: none;" title="Sistematis">Sistematis</a>. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.</li>
</ol>
<ol>
<li style="margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universal" style="color: #444444; text-decoration: none;" title="Universal">Universal</a>. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.</li>
</ol>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02561164938907798622noreply@blogger.com2